Namun sebenarnya dari mana kata Batavia berasal? Banyak rumor dan teori mengenai hal ini, tapi banyak yang mengatakan bahwa nama Batavia berasal dari suku Batavia/Batavieren di eropa. Batavieren merupakan suku jermanik yang merupakan asal muasal bangsa Jerman dan Belanda. Mau apapun artinya, kultur Batavia amat terasa di kota ini. Banyak sisa-sisa peradaban Batavia masih lestari meskipun dengan kondisi memprihatinkan di Jakarta. Sebagian pula sudah dipugar menjadi tempat wisata yaitu Museum Prasasti Jakarta.
Terletak di jatung kota Jakarta yaitu di Jalan Tanah Abang 1, Jakarta Pusat serta bertetangga dengan kantor Walikota Jakarta Pusat tak sulit bagi kita untuk mengaksesnya. Jika menggunakan Busway, ambil jurusan Harmoni dan bisa dilanjutkan dengan taksi. Museum ini buka setiap hari kecuali hari senin atau libur nasional. Dengan tiket masuk Rp 9,000 kita bisa menikmati sepuasnya. Satu hal yang menarik dari tempat ini adalah kita dibebaskan memfoto ataupun video tempat ini asalkan bukan untuk kepentingan komersil atau modelling.


Pepohonan yang ada disini juga cukup asri dan sejuk meski saya berada di bawah sengat mentari siang. Satu yang cukup menarik disini adalah sebuah batu cukup besar yang terdapat ukiran-ukiran seperti tulisan sansekerta dan cetakan telapak kaki bagian atasnya. Ternyata itu adalah prasasti Ciaruteun dengan telapak kaki Purnawarman, raja Tarumanegara. Sayangnya saya tidak dapat memastikan bahwa batu prasasti tersebut adalah asli atau replika. Kemudian ada makam aktivis zaman Orla (Orde lama) Soe Hok Gie.
Kondisi makam, patung serta prasasti di museum ini tampak bagus dan terawat, hanya sebagian kecil saja yang terlihat rusak itu pun karena dimakan umur. Dari sini saya melihat bahwa bangsa eropa ternyata memiliki daya seni yang sangat naturalis terutama seni pahat patung. Adalah hal yang cukup langka apabila bisa melihat ukiran-ukiran patung eropa di luar eropa. Sangat mendidik, masih banyak tempat-tempat wisata di sekitar Jakarta yang mungkin banyak orang abai.
0 comments:
Post a Comment