Wednesday, January 6, 2016

Banyu Anjlok, Pesona Air Terjun di Pinggir laut

Belum banyak orang-orang yang tahu bahwa jejeran pantai di selatan pulau Jawa ternyata menyimpan eksotisme yang luar biasa. Menghadap langsung ke samudera Hindia membuat gulungan-gulungan ombaknya berlipat-lipat, airnya juga cenderung dingin. Konturnya pun luar biasa, mayoritas pantai - pantai di selatan Jawa ternyata memiliki kontur - kontur batu karang yang besar di pinggir pantainya, juga permukaan pasir yang memanjang.

Di Jawa Timur contohnya, ternyata banyak pantai-pantai keren yang masih sepi pengungjungnya seperti pantai Sendang Biru, pantai Goa Cina, dan pantai Banyu Anjlok. Baru lalu saya berlibur ke Malang. Awalnya tidak ada rencana untuk jalan-jalan jauh di sana karena habis full jalan-jalan di Bali sebelumnya.

Tetapi ternyata saya mendapat info sekaligus diajak jalan ke pantai Banyu Anjlok di malang selatan. Tiba-tiba terlintas ingatan di benak bahwa baru tahun lalu saya mencicipi pantai di selatan Malang juga bernama Pantai Goa Cina.

"Wah pantai apa lagi nih ya? Rasanya banyak banget pantai di selatan." Informasi yang di dapat adalah pantai ini memiliki air terjun air tawar yang langsung turun ke laut. Wuihh! Kayaknya seru nih! Saat itu juga kami langsung berangkat.

Sayang, karena satu dan lain hal kami cukup terlambat berangkatnya. kira-kira jam 1 siang kami baru jalan dari kota Malang. Pengalaman perjalanan ke pantai Goa Cina lalu, cukup membuat saya khawatir karena perjalanannya cukup lama bisa 3jam-an di jalan. Itu pun kalau tidak macet. Dan akhirnya apa yang saya takutnya terjadi. Ternyata kami "sedikit" nyasar dan harus menempuh medan jalan yang sempit dan cukup jelek! Perjalanan yang harusnya 2,5 jam - 3 jam menjadi 4 jam....

Tips: Jika anda berangkat dari kota Malang dan sekitarnya, sesampainya di kecamatan Dampit dan mengarah ke Pantai Banyu Anjlok sebaiknya ambil jalur lurus bukan kanan karena itu adalah jalur lama yang medannya jelek. Kemudian tidak disarankan memakai GPS karena malah membawa kita ke jalur lama itu yang malah bikin tambah lama. Lebih baik tanya-tanya sama warga sekitar karena mereka rata-rata tahu kok jalan ke Banyu Anjlok

Sialnya kami baru sampai pukul lima sore, alamat-alamat cuma dapet sunset nih. Tetapi ternyata pemandangannya priceless banget!

Sunset di Pantai Air Terjun Banyu Anjlok
Begitu kami celingak-celinguk disana... Kok ga ada air terjunnya? Ternyata setelah bertanya-tanya dengan warga sekitar, air terjunnya ada di bagian seperti teluk (terdapat di gambar atas) yang jaraknya cukup jauh dari pantai. Walahh, musti jalan lagi nih.

Para pengunjung sore itu

Nelayan yang baru pulang melaut (tapi kok sore2?)

Menikmati hangatnya sunset
Di balik perahu nelayan

Cara pergi ke lokasi Banyu Anjlok bisa di tempuh dengan 3 cara yaitu:

1. Sewa perahu, dengan harga 50rb per orang kita bisa di antar ke 3 spot langsung seperti di Banyu Anjlok juga beberapa lokasi diving dan snorkling.

2. Naik motor, biayanya juga 50rb jaraknya cukup jauh kira2 25 menit dari pantai. Sekilas agak "rugi" karena harganya sama dengan naik perahu. Namun kenyataannya tidak lah demikian, sebab pemandangan selama perjalanan naik motor itu benar-benar priceless!!

3. Jalan kaki. Ini solusi paling praktis dan murah karena ga bayar. Tapi ya siap-siap fisik yang kuat ya karena naik motor aja rasanya udah jauh banget apalagi jalan kaki. Kebanyakan para backpacker yang mau camping disini yang pada jalan kaki.

Karena datang sudah kesorean, kami memutuskan naik motor saja. Yang penting bisa melihat seperti apasih air terjun itu. Awalnya agak ragu karena kata para tukang ojek dan penduduk sekitar medannya cukup berat, tapi para tukang ojek mengaku sudah "ahli". Okelahh langsung tancap!

Selama di perjalanan, kami merasa seperti sedang balapan motocross! Gila medannya parah banget, jalan setapaknya cuma bisa di lalui satu motor saja. Jadi kalau ada yang melintas dari arah lain ya mengalah. Sekeliling jurang curam dan kawasan kebun Cengkeh. Tapi pemandangannya jangan ditanya, rasanya pengin berhenti terus motret. Begitu pula yang diceritakan oleh tukang ojek yang saya tumpangi ini. Banyak pengunjung yang minta foto saat naik motor.

Akhirnya setelah beberapa saat kami sampai juga di air terjun Banyu Anjlok. Setelah menuruni tebing-tebing yang curam ala tracker kami sampai juga. Hmm... bagaimana ya, sebuah air terjun ber air tawar yang jatuh ke pantai yang berair asin itu..... kerennya bukan main! Bingung mau nulis apa, liat fotonya saja deh!

Air Terjun dari atas, bisa dibayangkan air tawar yang terjun langsung ke laut. Di gambar terlihat juga deretan perahu-perahu nelayan.
When freshwater meets salt water!
Sayang banget kami sampai ke sana kondisi sudah hampir gelap gulita. Sang ojek bilang biasanya para pengunjung main2 di laut kemudian bilasnya di air terjun atau di kolam air tawar diatasnya. Kolam air tawar yang sebagai penghasil air terjun ini cukup besar, bening dan dalam yahh mirip kolam renang lahh. Saat itu banyak juga backpacker yang bikin kemah disana.

Kami langsung saja melepas sendal dan langsung main disana, sedikit penasaran saya mencicipi air yang mengalir di atas pasir. Ternyata memang terasa tawar, waw! Dan air itu kini akan bertemu dengan air asin di laut.

Tips: Kalau kalian mau nginep disini, optionnya ada dua pertama bisa nginep di rumah warga sekitar di pantai pertama saat masuk. Warga disini menyewakan beberapa rumah sebagai guest house dengan kisaran harga 100rb per malam. Cukup murah jika kita datang rombongan. Di sekitar juga banyak warung-warung yang menjual makanan yang harganya jauh dari perkotaan. Atau jika ingin merasakan suasana petualangan tiada tara bisa camping dengan tenda di dekat air terjun atau di pantai pertama dekat pemukiman penduduk. Warga disini juga menyewakan tenda seharga 70rb. 

Hanya saja jika kalian "nenda" di dekat air terjun harus siap-siap bawa perbekalan dan persiapan yang cukup karena jaraknya jauh sekali dari pemukiman penduduk. Dan jika kalian mau pulang naik ojek ke desa ada baiknya bikin perjanjian dahulu dengan tukang ojeknya atau tukeran nomor telpon. Kalian bisa mandi "gratis" di bawah air terjun air tawar ini yang konon cara ini dilakukan juga oleh penduduk desa dari dahulu.

Setelah amat petang kamipun memutuskan untuk pulang. Keinginan untuk nginep disini semakin besar, rasa penyesalan karena datang "terlambat" dan keinginan untuk meng-explore lebih berkumpul menjadi satu, sayangnya kami harus mengalah dengan keadaan sambil berjanji kami akan kembali lagi kesini ramai-ramai untuk nginep! Good bye Banyu Anjlok!
Share:

0 comments:

Post a Comment

Kamera dan Ransel

Powered by Blogger.