“Silahkan mas silahkan, ini
makanan khas pulau Harapan.” tutur seorang penjual jajanan di dermaga pulau
Harapan sore itu. Mata saya yang kelelahan sehabis seharian snorkeling dan
berkeliling-liling pulau langsung tertuju pada sebuah gerobak yang berisi
makanan unik dari kejauhan. Sekilas makanan ini tampak seperti telur gulung
yang diikatkan kepada kayu lidi, namun ternyata ada sedikit perbedaannya. Ya,
ini adalah Cilung. Cara membuatnya ternyata cukup mudah, hanya 2 butir telur
burung puyuh yang kecil kemudian digoreng mata sapi, kemudian inilah yang
berbeda telur mata sapi tadi kemudian dicampurkan adonan rumput laut hingga
menyatu dengan telur tadi.
Setelah matang, kemudian
dililitkan kepada sebatang lidi yang telah di persiapkan lalu di celupkan
kepada 2 macam abon, yaitu pedas dan gurih. Selesai. Hanya dengan menyiapkan
kocek 5000 IDR satu tusuk Cilung. Ketika saya mencoba ekspektasi saya adalah
sebuah rasa telur dadar yang berbumbu, ternyata pikiran saya salah. Rasa gurih
dan sedikit pedas (karena saya memesan abon pedas) yang bercampur dengan
kenyalnya tekstur bagaikan pasta sukses membuat saya membeli lagi! Ternyata
campuran adonan rumput laut inilah yang menjadi primadona. Sifatnya yang
lengket dan kenyal inilah yang membuat Cilung bisa menempel pada kayu lidi.
Rasa telur burung puyuh yang berbeda dengan telur ayam juga menambah
kenikmatan.
Sedikit "atraksi" untuk menarik pembeli, lumayan untuk sightseeing |
Saya pun sempat ngobrol
panjang lebar dengan sang penjual. Dia mengaku bahwa keluarganya lah yang
pertama kali “menciptakan” Cilung ini. Dengan bangga ia mengatakan bahwa nama
Cilung berarti telur yang dicampur rumput laut yang merupakan bahasa masyarakat
setempat. Ia juga mengaku bahwa “ketenaran” Cilung pun merambah ke pulau lain
di Kepulauan Seribu ini. Bahkan Cilung KW pun mulai bertebaran, namun ia ikhlas
tidak memprotes para peniru tersebut. Bila anda berkesempatan mengunjungi pulau
Harapan di Kepulauan Seribu, segera cicipi makanan ini, lumayan untuk mengisi
perut sehabis berenang dan snorkeling.
0 comments:
Post a Comment