Pasar Seni Ubud |
Ubud sekarang menjadi
primadona. Sebuah desa yang (dahulunya) kecil di dekat dataran sedang Bali dan
terletak di kabupaten Gianyar, kini mulai dipenuhi dan dipadati oleh
turis-turis. Kok bisa? Saya pun pergi kesana untuk menjawab pertanyaan
itu.
Sebelumnya refrensi mengenai
Ubud amat minim, sebuah desa tradisional di Bali yang dikelilingi oleh
sawah-sawah eksotis dan pernah masuk di film Eat, Pray, and Love.
Pemandangannya pun hanya pernah lihat di internet dan video-video traveling
yang ada.
Akhirnya setelah mencoba
menetap beberapa hari disana, saya mendapatkan suatu kesimpulan. Sebenarnya
hari yang saya lalui belum cukup andaikan ada kesempatan lagi, saya akan coba
tinggal lebih lama di Ubud! Berikut adalah alasan mengapa kamu harus ke Ubud:
1.
Dekat dengan kesepian
Maksudnya
adalah Ubud amat cocok bagi kamu yang ingin suasana yang sepi dan tenang. Bagi
yang biasa tinggal di hiruk pikuk Kuta dan cukup muak karenanya amat disarankan
untuk datang ke Ubud. Suasana desa Bali yang relatif tradisional akan anda
temui disini, kadang kala suka diadakan upacara adat yang dapat dijadikan momen
refreshing sejenak.
2.
Terasering!
Ini adalah
contoh local genius yang bisa kamu
temui paling banyak di Bali, terutama di daerah Ubud dan Tegalalang. Sebuah
sistem reboisasi atau pengairan sawah yang memanfaatkan gaya gravitasi dari
tempat yang tinggi ke tempat rendah. Selain itu, banyak pemandangan sawah yang
bisa ditemui melewati jalan-jalan di kota Ubud seperti di Jalan Kajeng.
3.
Nongkrong nyaman
Bagi kalian
yang ingin nongkrong, namun tidak suka suasana “urakan” dan “liar” seperti di
Kuta, café – café di Ubud mungkin bisa menjadi jawabannya. Ubud ini ramai pada
pagi dan sore hari, namun malam harinya jalan-jalan cenderung sepi di pusat keramaiannya,
suatu hal yang langka! Saya sendiri menyaksikannya saat sedang nongkrong di
sebuah coffee shop dan suasana sudah sepi pada pukul 9 malam.
Suasana sepi di pusat kota Ubud, almost no one walking at this picture |
4.
Free parking!
Inilah yang
masih membuat saya geleng-geleng kepala. Di pusat keramaian Ubud, kita bisa
parkir gratis! Sepanjang Jalan Hanoman, Monkey Forest hingga dekat Pasar Raya
Ubud kita tidak dikenai tarif parkir bila memarkirkan kendaraan kita di
pinggir jalan. Salut untuk dinas pariwisata dan perhubungan Ubud! Semoga semua
tempat hingga di Kuta juga ya!
5.
Kuliner yang tak ada matinya
Ubud rajanya
kuliner Bali, mulai dari nasi bebek goreng hingga babi goreng dengan kuah ada
semua disini. Bagi penikmat pork, disini ada dua resto Babi Guling Ibu Oka yang
enaknya luar biasa. Resto Nuri yang terkenal di Jakarta pun konon berasal dari
Ubud dan lebih enak versi disini ketimbang di Jakarta.
Pura Taman Saraswati |
Pura Taman Saraswati in wider frame |
Unique cafe in Jl Dewi Sita, Ubud |
Somewhere in Ubud |
Sebuah toko di Pasar Seni Ubud |
0 comments:
Post a Comment