Wednesday, March 30, 2016

Keuntungan Transportasi Online Bagi Traveler


Di era yang semakin digital ini, penggunaan internet semakin menjadi-jadi saja. Di lini bisnis transportasi Indonesia mulai dikejutkan dengan hadirnya Go - Jek pada tahun 2011 dan mulai populer sekitar tahun 2014 di Jakarta  dan kini merambah di kota-kota lain di Indonesia. Kemudian hadir pula Uber (yang sebenarnya sudah lama masuk) dan Grab yang menjual mobil sebagai produk transportasinya.

Terlepas dari kontroversi dan kelegalannya, transportasi online (daring) ini amat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Kemudahan akses pemesanan dan murahnya harga yang ditawarkan adalah senjata kuat yang merevolusi dunia transportasi kita, bahkan di dunia.

Namun, saya akan membahas benefit yang akan di dapat bagi kita para traveler dengan hadirnya transportasi online ini.

1. Easy Access 
Hal ini adalah keunggulan utama mereka, hanya bermodalkan akses internet kita bisa memesan transportasi secara langsung dan gak ribet. Belum lagi kita bisa tahu letak mereka melalui GPS sehingga tak perlu khawatir. Belum lagi dengan fitur lengkap untuk transfer barang seperti di Go - jek dab Grab Bike dan bahkan pesan makanan dan pijat massage!

2. Lower Price
Ini kekuatan yang kedua. Harga. Sebagai traveler biaya tranportasi adalah yang segalanya. Jika hal itu bisa dikompres semurah mungkin maka itu adalah angin surga bagi traveler. Jika para tukang ojek yang biasanya "memeras" harga cukup tinggi bagi penumpang, tidak demikian di Go -Jek dan Grab Bike. Di Uber dan Grabcar tidak begitu berbeda, jika sebelumnya kita khawatir dengan argo jika harus naik Taksi ke bandara kini kekhawatiran itu tidak diperlukan.

Ini pula yang menjadi pengalaman saya ketika traveling di Bali yang dimana disana sudah sangat banyak layanan Go - jek dan tranportasi online lainnya. Dengan dijemput langsung oleh sang driver di parkiran bandara, kita langsung menuju tempat menginap yang jaraknya lumayan jauh di Legian dengan IDR 15.000 saja.

Ingin makan namun malas keluar hotel? Tinggal pesan melalui Go - Food. Di penginapan tidak terdapat fasilitas pijat atau mahal? Ada Go - Massage! (Namun ini kemungkinan perlu persetujuan dari pihak penginapan, atau bisa kalau diam-diam hehehe)

Sayangnya, belum semua tempat wisata di Indonesia dapat dijamah oleh transportasi online ini. Namun sebagai traveler kehadiran mereka sudah cukup membantu memberikan kemudahan dan kenyamanan traveling.
Share:

Tuesday, March 1, 2016

5 Alasan Kamu Harus ke Ubud!


Pasar Seni Ubud

Ubud sekarang menjadi primadona. Sebuah desa yang (dahulunya) kecil di dekat dataran sedang Bali dan terletak di kabupaten Gianyar, kini mulai dipenuhi dan dipadati oleh turis-turis. Kok bisa? Saya pun pergi kesana untuk menjawab pertanyaan itu.

Sebelumnya refrensi mengenai Ubud amat minim, sebuah desa tradisional di Bali yang dikelilingi oleh sawah-sawah eksotis dan pernah masuk di film Eat, Pray, and Love. Pemandangannya pun hanya pernah lihat di internet dan video-video traveling yang ada.


Akhirnya setelah mencoba menetap beberapa hari disana, saya mendapatkan suatu kesimpulan. Sebenarnya hari yang saya lalui belum cukup andaikan ada kesempatan lagi, saya akan coba tinggal lebih lama di Ubud! Berikut adalah alasan mengapa kamu harus ke Ubud:

1.    Dekat dengan kesepian
Maksudnya adalah Ubud amat cocok bagi kamu yang ingin suasana yang sepi dan tenang. Bagi yang biasa tinggal di hiruk pikuk Kuta dan cukup muak karenanya amat disarankan untuk datang ke Ubud. Suasana desa Bali yang relatif tradisional akan anda temui disini, kadang kala suka diadakan upacara adat yang dapat dijadikan momen refreshing sejenak.

2.    Terasering!
Ini adalah contoh local genius yang bisa kamu temui paling banyak di Bali, terutama di daerah Ubud dan Tegalalang. Sebuah sistem reboisasi atau pengairan sawah yang memanfaatkan gaya gravitasi dari tempat yang tinggi ke tempat rendah. Selain itu, banyak pemandangan sawah yang bisa ditemui melewati jalan-jalan di kota Ubud seperti di Jalan Kajeng.



3.    Nongkrong nyaman
Bagi kalian yang ingin nongkrong, namun tidak suka suasana “urakan” dan “liar” seperti di Kuta, café – café di Ubud mungkin bisa menjadi jawabannya. Ubud ini ramai pada pagi dan sore hari, namun malam harinya jalan-jalan cenderung sepi di pusat keramaiannya, suatu hal yang langka! Saya sendiri menyaksikannya saat sedang nongkrong di sebuah coffee shop dan suasana sudah sepi pada pukul 9 malam.

Suasana sepi di pusat kota Ubud, almost no one walking at this picture
 
Another photo of the "emptyness"
4.    Free parking!
Inilah yang masih membuat saya geleng-geleng kepala. Di pusat keramaian Ubud, kita bisa parkir gratis! Sepanjang Jalan Hanoman, Monkey Forest hingga dekat Pasar Raya Ubud kita tidak dikenai tarif parkir bila memarkirkan kendaraan kita di pinggir jalan. Salut untuk dinas pariwisata dan perhubungan Ubud! Semoga semua tempat hingga di Kuta juga ya!

5.    Kuliner yang tak ada matinya
Ubud rajanya kuliner Bali, mulai dari nasi bebek goreng hingga babi goreng dengan kuah ada semua disini. Bagi penikmat pork, disini ada dua resto Babi Guling Ibu Oka yang enaknya luar biasa. Resto Nuri yang terkenal di Jakarta pun konon berasal dari Ubud dan lebih enak versi disini ketimbang di Jakarta.

 Another photo of Ubud

Pura Taman Saraswati

Pura Taman Saraswati in wider frame

Unique cafe in Jl Dewi Sita, Ubud


Somewhere in Ubud

Sebuah toko di Pasar Seni Ubud




Share:

Kamera dan Ransel

Powered by Blogger.