Tuesday, July 26, 2016

One of the Gorgeous Waterfall ever! #JelajahSukabumi


Indonesia adalah negeri seribu gunung berapi. Ratusan bahkan ribuan gunung berapi mengelilingi zamrud khatulistiwa ini. Ring of Fire istilah kerennya. Setiap pulau di Indonesia pasti ada gunung berapi baik aktif maupun pasif atau sudah mati. Tapi, menurut saya ada "gelar" lain lagi yg patut disematkan pada bahu ibu pertiwi ini. Yaitu negeri seribu air terjun!

Ya pendapat saya tidaklah muluk kok. Bayangkan sejauh yg saya tahu setiap pulau dan provinsi terdapat fenomena alam unik ini. Tak hanya itu, baik bentuk, tinggi, nama maupun letaknya amat beragam dan menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah di Jawa Barat. Air terjun yg dalam bahasa Sunda adalah Curug ternyata bertebaran di seluruh provinsi ini. Curug yg ada di Jawa barat itu jumlahnya bisa ratusan, baik yg terpencil maupun yg dekat pemukiman warga.

Ini pula yg kami temukan di area Sukabumi selatan tepatnya di dekat pantai Ujung Genteng. Curug Cigangsa namanya. Akses jalan kesana ga rumit, melalui jalanan aspal halus di perkampungan. Sekitar 1 jam saja jika menggunakan GPS macam Google Maps atau Wazze dari pantai Ujung Genteng dengan catatan tidak macet. Kemudian tibalah kami disebuah desa dan terdapat sebuah palang "Tempat Wisata Muslim". Disini kami masih bingung kenapa air terjun ini dikatakan sebagai tempat wisata rohani. Di desa itu seorang warga mengatakan bahwa kami harus parkir di tempat yg ditentukan dan bayar sama warga setempat.


Kami turun berjalan kaki ke lokasi sekitar 25 menitan atau 150m dari tempat kami parkir. Disini ini kami menemukan pemandangan yg indah berupa sawah-sawah warga sekitar. Udara yg cerah siang itu membuat naluri ingin memotret saya semakin deras. Hamparan sawah-sawah di pinggiran sungai ini betul-betul indah.


Jalannya cukup jauh dan menanjak, bagi yg jarang olah raga siap-siap deh ngos-ngosan disini hahaha... Tapi udara yg seger banget ini membuat saya dan teman-teman ga sadar udah keringetan aja. Apalagi saya lagi sibuk motret-motret pemandangan :) Satu hal yg cukup menyentak saya adalah areal sawah di dekat bukit ini membentuk Terasering-terasering y mirip dengan di Ubud dan Tegalalang, Bali. Jadi bagi yg mau lihat/motret Terasering tapi ga ada kesempatan ke Bali bisa nih kesini! :D

Terasering ala Sukabumi

Tidak beberapa lama kami menyusuri sawah dan sungai, kami pun diperhadapkan dengan pemandangan yg cukup menakjubkan. Ya, ternyata kami sampai di ujung sungai which is sebuah jurang atau atas air terjun itu! Gokil, baru kali ini saya datang dari bagian atas sebuah air terjun. Jalanan pun menjadi menurun dan cukup terjal dan licin. Agak berbahaya karena minim sekali pengaman berupa pegangan.




Setelah menuruni bukit yg cukup curam dan licin, munculah didepan mata kami sebuah pemandangan yg luar biasa menurut saya. Air terjun dengan bentuk yg unik, terdapat batuan karang raksasa yg mirip dengan struktur sebuah candi. (ngasal wkwk..) Tak hanya itu, air terjun ini juga sangat lebar dari rata-rata air terjun pada umumnya. Kondisi saat itu sepi pengunjung bahkan cuma kami yg ada disana.


Sungguh ini adalah air terjun terkeren yg pernah saya lihat di hidup saya. Bentuk karang-karangnya itu mirip seperti sebuah candi yg di aliri oleh air terjun. Apik. Warbyasah. Ternyata disebelah kiri kami terdapat jurang bebatuan tinggi yg ternyata adalah air terjun lagi! Kami di tengah-tengah antara dua air terjun!





Breathtaking, benar-benar pemandangan yg menakjubkan. Serasa di zaman Jurassic hahaha. Setelah puas sejam lebih foto-foto kami akhirnya "terpaksa" berpisah dengan air terjun kece ini karen mau melanjutkan perjalanan menunju Bandung. Goodbye Curug Cigangsa. Sukabumi benar-benar memiliki alam yg indah! Gorgeous!
Share:

Friday, July 15, 2016

Singapura Dalam Rasa


Siapa yang ga pernah ke Singapur? Sepertinya sepertiga penduduk Indonesia pernah ke negara mungil ini hehehe… Saya sendiri sudah tiga kali ke negara dalam kota ini. Yap! Saya akan membahas mengenai Singapura namun kali ini bukan mengenai tempat wisatanya melainkan mengenai kulinernya.

Meskipun bukan ahli kuliner handal tetapi saya cukup tertarik untuk menelusuri makanan makanan lezat disana. Dan akhirnya saya memustuskan untuk pergi kesana 3 minggu yang lalu, so check this out!

Banmian
Kebetulan saya bersama teman saya stay di daerah Geylang…… Hmmm tau sendiri kan ini adalah red districtnya singapur, atau buat yang ga ngerti, Geylang ini adalah “MABES”nya singapura lah! Hihihi…. Ada pengalaman unik disana namun saat ini saya tidak akan membahas itu sekarang.

Nahh singkat cerita saya menemukan salah satu rumah makan banmian yg enak dan murah disini. Buat yang gatau apa itu banmian, banmian adalah makanan sejenis mi yang bertekstur lebar  (klo disini mirip kewtiau) khas Hokkien. Biasanya banyak terdapat di negara-negara yang memiliki populasi chinese Hokkien terbanyak, salah satunya adalah Singapura dan Malaysia.


Di sebuah rumah makan di lorong 25 Geylang (klo ga salah :p) inilah saya memesan seporsi Pork Belly Banmian seharga $4.50. Harga ini cukup murah bila dibandingkan dengan kelezatan dan porsi dari Pork Belly Banmian ini.

Di sajikan dengan semangkuk besar berkuah yang didalamnya tedapat potongan-potongan daging pork yg cukup besar dan banyak, telur setengah mentah, sayuran segar serta taburan ikan-ikan teri goreng kecil kecil yang nikmat banget. Mangstab! Dari skala 1-10, ini dapat 8! Lain kali saya ingin mencoba yg versi tak berkuahnya.

Oyster Egg Khas Singapura
Mungkin makanan yang satu ini sudah cukup terkenal ya buat orang Indonesia. Oyster egg khas singapur ini terkenal di daerah Telok Ayer lebih tepatnya di Lau Pa Sat atau Telok Ayer Market. Tempat ini cukup unik karena sebuah food court yang memiliki jam raksasa di atasnya. Lumayan mengagumi arsirektur di Singapur.


Suasana di Lau Pa Sat alias Telok Ayer Market
Oyster Egg segar
Anyway, akhirnya saya dan teman saya langsung mencicipi oyster egg yg terkenal itu disini. Oyster egg sendiri terdiri dari sepiring potongan daging kerang yg sedikit mentah, telur orak-arik, (omelet) bawang merah dan sambal yang sedikit asam!


Jujur saya tidak terlalu oh mungkin tidak suka makanan yg mentah atau sedikit mentah. Jadi saya tidak terlalu suka daging oysternya, kalau pun memakannya saya campur dengan omelet telur. Hmmm… Skala 1-10….. 6 hahaha…

Laksa




Nah ini nih makanan legendaris di Singapura.... Laksa! Yap Laksa adalah makanan peranakan yg cukup terkenal di dunia kuliner. Meskipun di Malaysia juga ada namun Laksa Singapura lah yg paling terkenal terutama Katong Laksa. Sayangnya saya dan teman saya hanya mencicipinya di foodcourt mall Vivo City. Yah yg penting kami bisa mencicipi Laksa khas Singapura ini!

Jadi Laksa itu terdiri dari sebuah mi berukuran lebar yg bersalut kuah santan kental nan pedas mirip santan masakan padang atau mirip mirip juga sama kuah Tongseng. Jadi sebenernya cukup familiar buat lidah orang Indonesia. Agak unik, mirip makan kwetiaw yg berkuah santan nan pedas! Hahaha... Laksa ini juga biasanya dilengkapi dengan sayur2an, daging serta telur rebus. Ga salah disebut sebagai makanan peranakan.

Chicken Salted Egg


Jika berkunjung ke gedung perbelanjaan Sim Lim Square, wajib banget nyobain Chicken Salted Egg khas Singapura ini. Sepiring nasi dengan ayam goreng mentega dicampur telur yg sedikit gurih dan manis. Saya lupa nama restorannya tetapi ini cukup terkenal dan mayoritas pelanggannya adalah orang-orang kantoran yg lgi break makan siang. Porsinya besar meski cukup mahal tetapi worth it untuk dicobain kok.


Share:

Monday, July 11, 2016

#Jakartasepi Taman Mangrove PIK


Guys, #Jakartasepi kali ini tentang Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk alias Taman Mangrove PIK. Sebenernya tempat ini udah cukup lama ada di Jakarta namun baru ngetrennya 1-2 tahun ini karena banyak orang yg foto-foto pre-wedding disini. Di momen lebaran dan sepinya Jakarta, saya sama keluarga mencoba jalan-jalan ke tempat ini, karena jarang-jarang banget jalan bareng.

Saya sebelumnya pernah nyobain taman mangrove yg satu lagi yg lokasinya ga jauh yaitu Kawasan Ekowisata Mangrove Tol Sedyatmo yg ternyata bener-bener ga worth it untuk dikunjungi! Udah kotor, ga bagus pula untuk dijadikan tempat jalan-jalan dan kongkow karena bau. Buat foto2? Lebih parah lagi....

Tapi kali ini banyak yg menjanjikan "layak" untuk didatangi. Saya pun pergi dengan perasaan yg cukup senang karena udah liat2 foto2nya dan sekilas sih bagus. Sesampainya disana ternyata pengunjungnya cukup banyak agak diluar ekspektasi sihh.. Dengan dikenai HTM IDR 25,000 per orang kita sudah bisa masuk, cukup mahal sih untuk ukuran taman wisata alam, ya udah lah mungkin karena ini Jakarta sob!

Ternyata taman mangrove ini cukup bagus dan tertata rapi. Ada food court dengan kapasitas sedang untuk makan dan yg penting nih. Toilet, ya disini banyak bertebaran di area seluas 15 Ha ini. Tak jauh dari sana ada penginapan berupa cottage kayu yg bentuknya unik serta panggung yg kayaknya bisa disewain gitu. Keren sih pengen kapan gitu nyobain nginep disini :p

Nah yg kali ini yg cukup seru nih, yaitu wisata airnya. Disediakan sebuah dermaga dengan penyewaan perahu baik yg dayung maupun yg memakai mesin. Jika mau sewa perahu dayung biayanya 100,000 rupiah sedangkan pakai motor ada yg 300,000 hingga 400,000 tergantung kapasitas penumpangnya. Sekilas cukup mahal ya tapi sebenernya worth it karena kalau naik perahu dayung kita dibebaskan waktunya asal tidak melewati daerah2 yg dilarang. Sedangkan naik motor lebih cepat, ada pengemudi yg merangkap guide dan mengelilingi area mangrove ini dari ujung ke ujung. Cukup seru!





Pemandangan sunset di pantai yg penuh dengan kehijauan yg jarang ada di Jakarta

Pantai yg langsung menghadap ke pulau reklamasi


"Kandang" perahu



Cottage penginapan yg lucu dan unik
Liburan singkat yg menyenangkan, cocok buat kamu yg ingin refreshing singkat namun dekat di Jakarta. Sayang sekali ada satu kekurangan menurut saya di tempat ini yaitu dikenakannya biaya yg cukup tinggi jika kita mempergunakan kamera DSLR dan sejenisnya kecuali smartphone, meskipun bukan untuk kepentingan komersil. Petugas memang tidak memeriksa barang bawaan kita namun bila ketahuan membawa kamera tanpa membayar dendanya akan 2x lipat!

Mau tidak mau foto2 saya diatas semuanya memakai jepretan kamera smartphone, agak mengesalkan memang namun setelah dipikirkan lagi mungkin pemilik taman wisata ini "takut" tempat ini nantinya akan jadi area foto2 yg tidak teratur dan menghilangkan hakekat tempat ini sebagai tempat wisata alam.

Menjadi pelajaran juga buat para traveler yg suka membawa kamera dalam perjalanannya untuk memilih smartphone dengan spesifikasi kamera yg memumpuni karena tidak semua tempat wisata di Indonesia "ramah" terhadap kamera. So cheers! See you in next destination!
Share:

Saturday, July 9, 2016

#Jakartasepi Monumen Nasional



Lebaran selain menjadi hari raya umat muslim sedunia, selalu identik dengan pulang kampung alias mudik. Meski gatau dari mana asal kata mudik, namun tradisi ini kayaknya sudah mengakar di kehidupan masyarakat Indonesia.

Bagi warga kota-kota besar seperti Jakarta tentu mereka yang ga mudik akan mengalami sebuah fenomena luar biasa, yap yaitu jalanan kosong! Tanpa basa basi saya dan kakak saya langsung cabut ke Monas!

Lho kenapa Monas? Ya jadi dari duluuu banget memang saya ada keinginan untuk bisa masuk ke dalemnya Monumen Nasional ini, bukan di pelatarannya seperti yg selama ini saya dan orang2 lain lakukan. Cuma sekedar olah ragaan (yg sebenernya ga olah raga juga hihihi) di sekitaran monas.

Sambil menikmati Jakarta yg sepi tak "berpenghuni", mobil kami melahap aspal dengan kencang. Cukup 10 menit kurang dari Kelapa Gading ke Monas. (yg kalau hari biasa bahkan cuma bisa nyampe rawamangun) Jalanan amat lengang meskipun ada beberapa kendaraan lainnya.

Namun diluar dugaan Monas cukup ramai cari parkiran sulit setengah mati walau akhirnya dapet nyempil. Padahal pengujung monas ga rame-rame banget kaya biasanya. At least kami dapat parkir juga. 

Biarlah foto2 yg berbicara

Sepiiiii....




Ga disangka ternyata rame juga yg mau masuk Monasnya






Bule-bule yg lagi narsis2an di Monas hihihi :p

Pedagang di Lenggang Jakarta


Namun amat disayangkan kami gagal untuk masuk ke Monas dan naik sampai puncaknya dikarenakan kami kesiangan. Cukup aneh sih dengan manajemen Monas yg hanya membuka Museum sampai jam 12 siang saja dan lift menuju puncak tutup jam 11an siang. Namun katanya akan buka lagi pukul 7 malam. Oke saya berjanji akan datang dan upload secepatnya di part 2!






Share:

Friday, July 8, 2016

Jelajah Sukabumi Part 1

 
sumber : www.fotografindo.com

“Oi Den, dimana lu? Mau ikut pergi ke ujung genteng ga besok pagi? Klo mau kita jalan jam 4 langsung ye.” Begitulah kira-kira isi Line message yang saya terima dari seorang teman saya pada pukul 9 malam hari minggu kemarin. Mendengarnya saya merasa senang bercampur kaget.

Saat ini saya memang sedang ingin sekali jalan-jalan untuk merilekskan diri sehabis mengerjakan skripsi namun tidak ada yang bisa diajak jalan… Ya meskipun cukup mendadak sih H – semalam baru diajakin…

Ketika terlintas kata Ujung Genteng, pikiran saya langsung menerawang ke pantai-pantai yang ada di selatan jawa barat. Saya tahu ujung genteng namun tidak pernah sekalipun kesana, ujung genteng terletak di selatan kota Sukabumi atau sebelah timur Pelabuhan Ratu.

Biasanya sebelum pergi atau memutuskan pergi ke sebuah destinasi baru, ritual wajib seorang traveler adalah googling atau istilah kerennya research destinasi tersebut di internet. Namun khusus kali ini tidak sempat! Hahaha… saya tahu kalau di area Sukabumi sebenarnya banyak sekali obyek-obyek wisata seru banget dan memang punya keinginan untuk kesana sewaktu-waktu dan akhirnya sekarang baru terwujud… Thanks buat yang udah ngajakin!

Oke ceritanya saya percepat, jadi setelah berlelah-lelah 6 jam di jalanan naik mobil akhirnya kami sampai juga di daerah Ujung genteng pukul 11:40 esok harinya. Kami langsung dikejutkan dengan pemandangan laut yang breathtaking disana. Hamparan pasir putih halus dan air laut sejernih air mineral yang cukup hangat memberikan sambutannya pada kami.

Pemandangan di dekat tempat pelelangan ikan


Meskipun ini tempat pelelangan ikan, namun pantainya bersih banget :)


Kami segara berkeliling-keliling mencari penginapan yang ada di Ujung genteng ini untuk kita booking satu hari kedepan. Cukup sulit memang karena beberapa teman saya yang sedikit “rewel” masalah penginapan. Ujung genteng memang tergolong pantai wisata terpencil yang jarang didatengin orang banyak maka sulit mencari penginapan yg "enak", tapi disini ada beberapa cottage dan villa yg bagus dan cukup pricey kok. 

Sebenernya banyak tempat2 dan pantai bagus disini seperti pantai Ombak 7 tapi berhubung jadwal padat dan anak2 rata2 sudah pada mager jalan jauh ya akhirnya hanya eksplor yg disekitaran penginapan deh -___-

Foto-foto lainnya

Sore hari di depan Villa Hexa
Nampang dikit :p


Menyambut siang dengan es kelapa muda :)
Overall Ujung Genteng pas banget buat kamu yang butuh "escape" dari kesibukan, kemacetan, keruwetan kota. Karena disini relatif sepi dan tenang. Kami jalan pada tanggal 4 Juli 2016 kemarin alias H-2 lebaran dan sama sekali ga macet. Besoknya jalan ke Bandung juga ga macet sama sekali. Mengindikasikan bahwa jalur ini jauh dari keramaian. 

Pantainya bersih tapi infrastruktur jalannya masih kurang layak untuk mobil serta minim banget penerangan jalan, agak horor kalau mau jalan malam2.(apalagi naik motor sendiri) Yang gilanya adalah disepanjang jalan pantai Ujung genteng ada beberapa Cafe plus karaoke yang ternyata adalah tempat mangkal PSK kalau malam2 ckckck....












Share:

Kamera dan Ransel

Powered by Blogger.